• Meta

  • Blog Stats

    • 217.383 hits
  • Masukkan alamat surel Anda untuk berlangganan blog ini dan menerima pemberitahuan tulisan-tulisan baru melalui surel.

    Bergabung dengan 26 pelanggan lain
  • playen 2 update

VISI MISI PUSKESMAS PLAYEN II TAHUN 2010

VISI DAN MISI UPT PUSKESMAS PLAYEN II TAHUN 2010

VISI :

Sebagai penggerak pembangunan kesehatan di wilayah kerja UPT Puskesmas Playen II untuk mewujudkan masyarakat yang sehat dan mandiri

MISI :

  1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta untuk tercapainya kemandirian masyarakat di bidang kesehatan.
  2. Menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan
  3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya kesehatan
  4. Menciptakan tata kelola pelayanan kesehatan yang baik

STRATEGI :

  1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan swasta dalam pembangunan kesehatan melalui kerja sama lintas program dan lintas sektoral
  2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti, menyeluruh dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif.
  3. Meningkatkan cakupan pembangunan kesehatan, melalui pendanaan yang ada di puskesmas dan masyarakat
  4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang merata dan bermutu.
  5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan.
  6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan berdayaguna dan berhasilguna untuk memantapkan pelayanan kesehatan yang bertanggungjawab

BENTUK KEGIATAN :

  1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan swasta dalam pembangunan kesehatan melalui kerja sama lintas program dan lintas sektoral
    1. Mengoptimalkan koordinasi dan jejaring lintas sektoral dan lintas program di tingkat kecamatan
    2. Membuat jejaring dengan lembaga di tingkat desa dalam rangka implementasi program kesehatan.
    3. Membuat jejaring dengan kader sebagai pelaksana program kesehatan di masyarakat
    4. Membina posyandu, desa siaga yang telah ada di masyarakat
    5. Meningkatkan jejaring pelayanan kesehatan di sekolah ataupun pondok pesantren
  2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu dan berkeadilan, serta berbasis bukti, menyeluruh dengan pengutamaan pada upaya promotif dan preventif.
    1. Mengoptimalkan bentuk pelayanan kesehatan sesuai dengan fasilitas yang tersedia
    2. Mengoptimalkan peran SDM sesuai tupoksi pelayanan yang ada
    3. Melengkapi fasilitas penunjang pelayanan medis secara bertahap sesuai perkembangan jaman
    4. Memberikan pelayanan kesehatan sesuai standar
    5. Melaksanakan rujukan horizontal dalam rangka meningkatkan peran klinik sehat, dengan tetap memberikan pelayanan rujukan vertikal sesuai standar.
    6. Meningkatkan koordinasi antar unit pelayanan
  3. Meningkatkan cakupan pembangunan kesehatan, melalui pendanaan yang ada di puskesmas dan masyarakat
    1. Mendorong masyarakat untuk mendukung pendanaan kesehatan yang bersumber dari masyarakat
    2. Merencanakan anggaran kegiatan kesehatan yang sesuai dengan permasalahan yang ada di masyarakat
    3. Mendukung pencapaian SPM (Standar Pelayanan Minimal) melalui dana yang ada.
  4. Meningkatkan pengembangan dan pendayagunaan SDM kesehatan yang merata dan bermutu.
    1. Melaksanakan transfer ilmu (kalakarya) dari SDM yang mengikuti pelatihan kepada rekan-rekan lainnya.
    2. Membuat peta jabatan sesuai dengan kompetensi yang ada
    3. Melaksanakan analisis beban kerja dan mutasi internal
  5. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan serta menjamin keamanan, khasiat, kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan.
    1. Mengoptimalkan peran apotek dan gudang obat dalam pelayanan kesehatan
    2. Mengoptimalkan monitoring dan evaluasi penggunaan obat pelayanan kesehatan
    3. Mengoptimalkan pencatatan dan pelaporan obat dan alkes
    4. Merencanakan kebutuhan obat dan alkes secara rutin
  6. Meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel, transparan berdayaguna dan berhasilguna untuk memantapkan pelayanan kesehatan yang bertanggungjawab
    1. Melaksanakan monitoring dan evaluasi terpadu setiap bulan
    2. Menanggapi dengan segera setiap keluhan konsumen yang disampaikan
    3. Melaksanakan lokmin tribulanan secara rutin

DANA BOK

Apa itu dana BOK ?

BOK adalah singkatan dari Bantuan Operasional Kesehatan. Untuk tahun 2010 ini adalah tahap uji coba. Tahun 2011 semua puskesmas mendapatkan anggaran 100 juta rupiah, dana BOK untuk promotif preventif. Sehingga pada akhirnya, di tahun 2011, dana Jamkesmas khusus untuk pelayanan kesehatan, dana BOK khusus untuk promotif dan preventif. Dengan adanya dan BOK, diharapkan kinerja puskesmas meningkat, dan Standar Pelayanan Minimal tercapai.

Yang jadi pertanyaan, apakah dengan adanya dan BOK, maka untuk tahun 2011 alokasi dana Jamkesmas ke Puskesmas menurun? Secara logika untuk puskesmas yang hanya melayani rawat jalan maka setoran klaim rawat jalan dari jamkesmas hanya sedikit, berbeda dengan yang rawat inap, kadang sampai kurang. Selama ini untuk puskesmas rawat jalan, dana lebih kesedot ke kesehatan masyarakat. Sehingga di tahun 2011 kemungkinan jika dana Jamkesmas khusus pelayanan kesehatan saja, maka untuk puskesmas rawat jalan akan bersisa. Sedangkan dana BOK yang 100 juta untuk promotif preventif, mungkin saja, bisa saja kurang. Apakah ada solusinya ? Bisakah untuk 2011 jamkesmas dan BOK saling mengisi kekurangan dan kelebihan?

PENILAIAN KINERJA 2010

BAB I

PENDAHULUAN

  1. LATAR BELAKANG

Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan masyarakat telah di bangun puskesmas. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten / kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu. Puskesmas berfungsi sebagai :

  1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan .
  2. Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat.
  3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya, puskesmas dilengkapi dengan instrumen manajemen yang terdiri dari :

  1. Perencanaan tingkat Puskesmas
  2. Lokakarya Mini Puskesmas
  3. Penilaian Kinerja Puskesmas Dan Manajemen Sumber Daya termasuk alat, obat, keuangan dan Tenaga serta didukung dengan manajemen sistem pencatatan dan pelaporan disebut sistem informasi manajemen Puskesmas (SIMPUS) dan upaya peningkatan mutu pelayanan ( antara lain melalui penerapan quality assurance ).

Mempertimbangkan rumusan pokok-pokok program dan program-program unggulan sebagaimana disebutkan dalam Rencana Strategis Departemen Kesehatan dan program spesifik daerah, maka area program yang akan menjadi prioritas di suatu daerah, perlu dirumuskan secara spesifik oleh daerah sendiri demikian pula strategi dalam pencapaian tujuannya, yang harus disesuaikan dengan masalah, kebutuhan serta potensi setempat.

Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan, mempunyai peran cukup besar dalam upaya mencapai pembangunan kesehatan. Untuk mengetahui tingkat kinerja Puskesmas, perlu diadakan Penilaian Kinerja Puskesmas.

B. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA PUSKEMAS

Penilaian kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian hasil kerja / prestasi Puskesmas.

Pelaksanaan penilaian dimulai dari tingkat Puskesmas sebagai instrumen mawas diri karena setiap Puskesmas melakukan penilaian kinerjanya secara mandiri, kemudian Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota melakukan verifikasi hasilnya. Adapun aspek penilaian meliputi hasil pencapaian cakupan dan manajemen kegiatan termasuk mutu pelayanan (khusus bagi Puskesmas yang telah mengembangkan mutu pelayanan) atas perhitungan seluruh Puskesmas. Berdasarkan hasil verifikasi, dinas kesehatan kabupaten / kota bersama Puskesmas dapat menetapkan Puskesmas kedalam kelompok (I,II,III) sesuai dengan pencapaian kinerjanya.Pada setiap kelompok tersebut, dinas kesehatan kabupaten/kota dapat melakukan analisa tingkat kinerja puskesmas berdasarkan rincian nilainya, sehingga urutan pencapian kinerjanya dapat diketahui, serta dapat dilakukan pembinaan secara lebih mendalam dan terfokus.

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

  1. Tujuan
    1. Tujuan Umum

      Tercapainya tingkat kinerja puskesmas yang berkualitas secara optimal dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten / kota.

      b.    Tujuan Khusus

      1). Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasil cakupan dan mutu kegiatan serta manajemen puskesmas pada akhir tahun kegiatan.

      2). Mengetahui tingkat kinerja puskesmas pada akhir tahun berdasarkan urutan peringkat kategori kelompok puskesmas.

      3). Mendapatkan informasi analisis kinerja puskesmas dan bahan masukan dalam penyusunan rencana kegiatan puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota untuk tahun yang akan datang.

    2. Manfaat Penilaian Kinerja Puskesmas :

    1. Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian (prestasi) kunjungan dibandingkan dengan target yang harus dicapai.
    2. Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisis masalah, mencari penyebab dan latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah kerjanya berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja puskesmas (out put dan out come)
    3. Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan tingkat urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun yang akan datang berdasarkan prioritasnya.
    4. Dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan dan mendukung kebutuhan sumber daya puskesmas dan urgensi pembinaan puskesmas.

D. RUANG LINGKUP PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS

Ruang lingkup kinerja puskesmas meliputi penilaian pencapaian hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan, manajemen puskesmas dan mutu pelayanan. Penilaian terhadap kegiatan upaya kesehatan wajib puskesmas yang telah ditetapkan di tingkat kabupaten/kota dan kegiatan upaya kesehatan pengembangan dalam rangka penerapan tiga fungsi puskesmas yang diselenggarakan melalui pendekatan kesehatan masyarakat, dengan tetap mengacu pada kebijakan dan strategi untuk mewujudkan visi ” Indonesia Sehat 2010.

BAB II
PELAKSANAAN PENILAIAN KINERJA

  1. BAHAN DAN PEDOMAN

Bahan yang dipakai pada penilaian kinerja puskesmas adalah hasil pelaksanaan pelayanan kesehatan, manajemen puskesmas dan mutu pelayanan. Sedangkan dalam pelaksanaannya mulai dari pengumpulan data, pengolahan data, analisis hasil / masalah sampai dengan penyusunan laporan berpedoman pada Buku Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas dari Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan R.I. tahun 2006.

B. TEKNIS PELAKSANAAN

Teknis pelaksanaan penilaian kinerja UPT Puskesmas Playen II tahun 2010, sebagaimana berikut di bawah ini:

1. Pengumpulan Data.

Pengumpulan data dilaksanakan dengan memasukkan data hasil kegiatan puskesmas tahun 2009 ( Januari s.d Desember 2009 ) dengan variabel dan sub variabel yang terdapat dalam formulir penilaian kinerja puskesmas tahun 2009.

2. Pengolahan Data.

Setelah proses pengumpulan data selesai, dilanjutkan dengan penghitungan sebagaimana berikut di bawah ini :

  1. Penilaian Cakupan Kegiatan Pelayanan Kesehatan

    Cakupan sub variabel (SV) dihitung dengan membagi hasil pencapaian (H) dengan target sasaran (T) dikalikan 100 atau SV (%) = H x 100%

    T

    Cakupan variabel (V) dihitung dengan menjumlah seluruh nilai sub variabel (ΣSV ) kemudian dibagi dengan jumlah variabel ( n ) atau

    V (%) = Σ SV

    n

    Jadi nilai cakupan kegiatan pelayanan kesehatan adalah rerata per jenis kegiatan. Kinerja cakupan pelayanan kesehatan dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :

    1. Kelompok I (kinerja baik)     : Tingkat pencapaian hasil ≥ 91 %
    2. Kelompok II (kinerja cukup)     : Tingkat pencapaian hasil 81 – 90 %
    3. Kelompok III (kinerja kurang) :Tingkat pencapaian hasil ≤ 80 %

    b. Penilaian Kegiatan Manajemen Puskesmas

Penilaian kegiatan manajemen puskesmas    dikelompokkan menjadi empat kelompok :

  1. Manajemen Operasional Puskesmas
  2. Manajemen alat dan obat
  3. Manajemen keuangan
  4. Manajemen ketenagaan

Penilaian kegiatan manajemen puskesmas dengan mempergunakan skala nilai sebagai berikut :

  • Skala 1 nilai 4
  • Skala 2 nilai 7
  • Skala 3 nilai 10

Nilai masing-masing kelompok manajemen adalah rata-rata nilai kegiatan masing-masing kelompok manajemen.

Cara Penilaian :

  1. Nilai manajemen dihitung sesuai dengan hasil pencapaian Puskesmas dan dimasukkan ke dalam kolom yang sesuai.
  2. Hasil nilai skala di masukkan ke dalam kolom nilai akhir tiap variabel
  3. Hasil rata – rata dari penjumlahan nilai variabel dalam manajemen merupakan nilai akhir manajemen
  4. Hasil rata-rata dikelompokkan menjadi :

    Baik         : Nilai rata – rata > 8,5

    Cukup        : Nilai 5,5 – 8,4

    Kurang        : Nilai < 5,

c. Penilaian mutu pelayanan

Cara Penilaian :

  1. Nilai mutu dihitung sesuai dengan hasil pencapaian Puskesmas dan dimasukkan ke dalam kolom yang sesuai.
  2. Hasil nilai skala di masukkan ke dalam kolom nilai akhir tiap variabel
  3. Hasil rata – rata nilai variabel dalam satu komponen merupakan nilai akhir mutu
  4. Nilai mutu dikelompokkan menjadi :

* Baik         : Nilai rata – rata > 8,5

* Cukup    : Nilai 5,5 – 8,4

* Kurang    : Nilai < 5,

BAB III

HASIL KINERJA UPT PUSKESMAS PLAYEN II

TAHUN 2010

Hasil Kinerja Puskesmas Playen II Tahun 2010 berdasarkan data tahun 2009 dapat kami sajikan sebagaimana berikut ini:

A. Hasil kinerja pelayanan kesehatan

1. Upaya Kesehatan Wajib

Tabel 1. Hasil Pencapaian Kinerja Upaya Kesehatan Wajib UPT Puskesmas Playen II Tahun 2010

NO KOMPONEN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN WAJIB HASIL CAKUPAN (%) TINGKAT KINERJA KETERANGAN
1 UPAYA PROMOSI KESEHATAN 79% Kurang Baik ≥ 91 %
2 UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN 92% Baik Cukup ≥81-90 %
3 UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK TERMASUK KB 96% Baik Kurang≤ 80%
4 UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 93% Baik
5 UPAYA PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR 80% Kurang
6 UPAYA PENGOBATAN 97,45% Baik
Rata-rata Kinerja 90% Cukup

  1. Upaya Kesehatan Pengembangan

Tabel 2. Hasil Pencapaian Kinerja Upaya Kesehatan Pegembangan UPT Puskesmas Playen II Tahun 2010

NO KOMPONEN KEGIATAN UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN HASIL CAKUPAN (%) TINGKAT KINERJA KETERANGAN
1 Upaya Kesehatan Usia Lanjut 83% CUkup Baik ≥ 91 %
2 Upaya Kesehatan Mata / Pencegahan Kebutaan 100% Baik Cukup ≥81-90 %
3 Upaya Kesehatan Telinga / Pencegahan Gangguan pendengaran 100% Baik Kurang≤ 80%
4 Kesehatan Jiwa 40% Kurang
5 Pencegahan dan penanggulangan penyakit gigi 83% Cukup
6 Perawatan Kesehatan Masyarakat 100% Baik
Rata-rata Kinerja 84% Cukup

Nilai cakupan kinerja pelayanan kesehatan adalah : rata – rata nilai upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan, atau dengan kata lain nilai pencapaian upaya kesehatan wajib + pengembangan dibagi dua.

Jadi Nilai Kinerja cakupan pelayanan kesehatan UPT Puskesmas Playen II adalah : 85,5 % (cukup)

B. Hasil Kinerja Kegiatan Manajemen UPT Puskesmas Playen II

Tabel 3. Hasil Pencapaian Kinerja Manajemen UPT Puskesmas Playen II Tahun 2010

NO. KOMPONEN MANAJEMEN PUSKESMAS CAKUPAN KEGIATAN TINGKAT KINERJA KETERANGAN

1

MANAJEMEN OPERASIONAL PUSKESMAS

8,71

baik Baik ≥ 8,5

2

MANAJEMEN ALAT DAN OBAT

7,6

sedang Cukup ≥ 5,5 – 8,4

3

MANAJEMEN KEUANGAN

10

baik Kurang < 5,5

4

MANAJEMEN KETENAGAAN

9,25

baik
Rata-rata

8,89

baik

Jadi hasil kinerja kegiatan manajemen puskesmas Playen II tahun 2009 adalah : 8,89 (Kinerja Baik )

  1. Hasil Kinerja Mutu Pelayanan Kesehatan UPT Puskesmas Playen II

    Tabel. 4. Hasil Pencapaian Kinerja Mutu Pelayanan Kesehatan UPT Puskesmas Playen II Tahun 2010

No JENIS KEGIATAN Cakupan Nilai Tingkat Kinerja
1 Drop out pelayanan ANC (K1-K4)

0%

10

Baik
2 Persalinan oleh tenaga kesehatan

98,97%

10

Baik
3 Penanganan komplikasi obstetri / resiko tinggi

100%

10

Baik
4 Kepatuhan terhadap standar ANC

100%

10

Baik
5 Kepatuhan terhadap standar pemeriksaan TB Paru

100%

10

Baik
6 Tingkat Kepuasan pasien terhadap pelayanan puskesmas

96%

10

Baik
Rata-rata nilai

10

Baik

Dengan melihat tabel diatas hasil kinerja mutu pelayanan kesehatan Puskesmas Playen II tahun 2009 adalah 10 ( termasuk kinerja Baik )

  1. Hasil Total Kinerja Kegiatan di UPT Puskesmas Playen II Tahun 2010

    Tabel. 5. Hasil Total Kinerja Kegiatan UPT Puskesmas Playen II Tahun 2010

No. Komponen Kegiatan Pencapaian Tingkat Kinerja Keterangan

1

Pelayanan Kesehatan 85,5 % Cukup

2

Manajemen

8,89

Baik

3

Mutu

10

Baik
Rata-rata Kinerja

BAB IV
ANALISIS HASIL KINERJA

  1. Perbandingan Hasil Kinerja Tahun 2009 dengan Tahun 2010

    Belum dapat dibandingkan karena pada tahun 2009 menggunakan penilaian kinerja dengan CMI tool.

    1. Hasil Kinerja Kegiatan (Upaya Kesehatan Wajib Dan Upaya Kesehatan Pengembangan) UPT Puskesmas Playen II Tahun 2010


      Dari grafik diatas semua kegiatan belum mencapai 100 %, yang termasuk kurang yaitu : upaya promosi kesehatan (79 %) dan upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit menular (80 %).

      Kemudian dapat kita jabarkan lagi ke dalam pencapaian kinerja per kegiatan.


      Dari grafik di atas terlihat bahwa untuk kegiatan bayi mendapatkan ASI eksklusif hanya mencapai 20 %, dan kegiatan penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 90 %.


      Terlihat bahwa penyuluhan PHBS yang kurang adalah di tempat-tempat umum.


      Terlihat bahwa kegiatan yang belum mencapai 100 % adalah kegiatan pengawasan sanitasi tempat-tempat umum 94 % dan penyehatan lingkungan pemukiman dan jamban keluarga 55 %. Hal ini disebabkan sanitasi tempat-tempat umum yang memenuhi syarat 89%, pemeriksaan penyehatan lingkungan pada perumahan 55% dari 4948 rumah seharusnya diperiksa.


      Untuk kegiatan KIA dan KB, Kesehatan ibu (95 %), Kesehatan Bayi (100%), Upaya Kesehatan bayi dan Anak Prasekolah (92 %), Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja (100 %), Pelayanan Keluarga Berencana (94 %). Untuk Upaya Kesehatan Bayi dan Anak Prasekolah kami belum mengadakan kegiatan DTKB apras sehingga belum dapat dinilai.


    Untuk kegiatan Kesehatan Ibu, Linakes 99%, KN3 99 %, dan rujukan bumil resti 82 %.


Untuk program gizi, yang belum mencapai 100 % adalah balita yang naik berat badannya (60%).


Kinerja P2M yang belum mencapai 100% adalah DBD 80 %, dan ISPA 0 %. Untuk DBD dikarenakan ABJ 60 %, dan untuk ISPA tidak diketemukan kasus pneumonia.

Untuk Upaya pengobatan 95 %,dikarenakan dari 25547 penduduk, yang berkunjung dalam tahun 2009 hanya 91 %


Pencapaian kinerja Upaya Kesehatan Pengembangan yang belum mencapai 100 % adalah Upaya kesehatan Usila 83 %, Kesehatan Jiwa 40 % dan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi 83 %. Hal ini dikarenakan tidak semua kelompok usila yang dibina, dipantau kesehatannya oleh nakes (67 %), Pembinaan sikat gigi massal di SD/MI 31 %. Untuk keswa dijabarkan pada grafik di bawah ini :


  1. Hasil Kinerja Kegiatan Manajemen Puskesmas

    Kinerja Manajemen dibagi menjadi 4 variabel, yaitu : manajemen operasional puskesmas, manajemen alat dan obat, manajemen keuangan, dan manajemen ketenagaan. Berikut ini gambaran pencapaian kinerja manajemen di UPT Puskesmas Playen II Tahun 2010.


Terlihat bahwa pencapaian kinerja sebagian besar baik (>8,5), tetapi masih ada yang sedang yaitu manejemen alat dan obat 7,6 dikarenakan tidak semua ruangan terdapat daftar inventaris barang, dan updating data alat tidak rutin dilaksanakan.


Untuk kinerja manajemen operasional puskesmas lokmin tribulanan kurang terlaksana, dan pengiriman laporan masih kurang cepat.


Untuk kinerja manajemen alat dan obat, permasalahan yang ada yaitu pada masalah inventarisasi barang : tidak terdapat daftar inventaris barang yang terpasang di ruangan, kemudian updating data inventaris kurang rutin.

Untuk kinerja manajemen keuangan semuanya baik, tidak ada masalah.


Untuk kinerja manjemen ketenagaan, belum semua petugas membuat rencana kerja bulanan.

  1. Hasil Kinerja Mutu Pelayanan Kesehatan

    Untuk kinerja mutu pelayanan kesehatan semua variabel bernilai baik.

  1. Hasil Kinerja UPT Puskesmas Playen II Tahun 2010

    Tabel 6. Trend Pencapaian Kinerja UPT Puskemas Playen II

NO

Jenis Kegiatan

Pencapaian

Trend

Tahun 2009

Tahun 2010

1

Cakupan Pelayanan Kesehatan

85,5 %
2

Manajemen Puskesmas

8,89
3

Mutu Pelayanan Kesehatan

10

Trend belum bisa ditentukan karena baru tahun 2010 pedoman penilaian

kinerja puskesmas dipergunakan.

  1. IDENTIFIKASI MASALAH DAN ALTERNATIF

PEMECAHAN MASALAH

Dengan melihat gambaran di atas hasil kinerja kegiatan UPT Puskesmas Playen II tahun 2010 dapat dikategorikan perjenis kegiatan:

1. Kategori Kinerja Baik

– Upaya Kesehatan Lingkungan

– Kesehatan Ibu & Anak Termasuk KB

– Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

– Upaya Pengobatan

– Upaya Kesehatan Mata / Pencegahan Kebutaan

– Upaya kesehatan Telinga / Pencegahan Gangguan Pendengaran

– Perawatan Kesehatan Masyarakat

2. Kategori Kinerja Cukup

– Upaya Kesehatan Usia Lanjut

– Pencegahan & Penanggulangan Penyakit Gigi

3. Kategori Kinerja Kurang

– Promosi Kesehatan

– Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

– Kesehatan Jiwa

Selanjutnya akan dibahas jenis kegiatan yg termasuk kategori kinerja cukup & kurang. Menentukan penyebab dengan menelusuri variabel & sub variabel :

  1. Penilaian Kinerja Cukup
    1. Upaya Kesehatan Usia Lanjut dengan nilai 83 %

      Permasalahan :

      1. Penanggung jawab program sedang mengambil ijin belajar DIII kebidanan, sehingga kegiatan posyandu lansia kurang terpantau
      2. Pendanaan khusus untuk kegiatan usila tidak ada
      3. Kegiatan posyandu lansia dilakukan saat siang ataupun sore hari, sehingga petugas usila tidak dapat rutin hadir untuk ikut pembinaan
      4. Masyarakat yang berusia lanjut, bila sehat tidak datang ke posyandu, sehingga seakan-akan posyandu usila hanya untuk berobat saya.

      Pemecahan :

      1. Kegiatan posyandu usila dilakukan di pagi hari atau saat hari libur
      2. Membuat perencanaan kegiatan melalui dana yang ada di puskesmas maupun di masyarakat. Contoh : Jamkesmas, Jamkesos, PNPM, Alokasi Dana Desa
      3. Perlu pelatihan untuk kader posyandu usila, sehingga dapat secara mandiri melaksanakan kegiatan posyandu usila
      4. Perlu adanya sosialisasi ke masyarakat mengenai peran posyandu usila, dan kegiatan apa saja yang ada di dalamnya
    2. Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi dengan nilai 83 %. Disebabkan oleh : pembinaan dan bimbingan sikat gigi missal pada SD/MI 31 %.

      Permasalahan :

      1. Jumlah SD/MI di UPT Puskesmas Playen II 25 sekolah, sedangkan petugas UKS juga bertugas di Poli Gigi Puskesmas.
      2. Pendanaan untuk kegiatan UKS hanya sedikit, tidak dapat mencakup seluruh SD/MI
      3. Belum semua SD dilatih dokter kecil, sehingga dapat membimbing teman-temannya untuk berPHBS

      Pemecahan :

      1. Perlu penjadwalan yang matang, sehingga semua kegiatan dapat terlaksana
      2. Membuat perencanaan kegiatan melalui dana yang ada di puskesmas maupun di masyarakat. Contoh : Jamkesmas, Jamkesos, PNPM, Alokasi Dana Desa
      3. Mengadakan Pelatihan dokter kecil bagi SD/MI yang belum dilatih dokter kecil

  2. Penilaian Kinerja Kurang
    1. Promosi Kesehatan dengan nilai 79 %. Disebabkan program bayi mendapatkan ASI Eksklusif 20 %.               Permasalahan :
      1. Petugas kurang mempromosikan pentingnya ASI Esklusif
      2. Pemerintah kurang tegas untuk menindak produsen susu yang mempromosikan penggunaan susu formula bagi bayi usia 0-6 bulan, maupun penyalur (petugas kesehatan) yang memberikan susu formula pada bayi 0-6 bulan tanpa indikasi medis.
      3. Kurangnya pengetahuan ibu tentang menyusui, kebanyakan sekarang wanita adalah pekerja sehingga kadang pemberian ASI eksklusif hanya sampai usia 3 bulan

      Pemecahan :

      1. Sosialisasikan ke petugas dan pemegang program terkait untuk lebih giat menginformasikan kepada masyarakat tentang pentingnya Asi Eksklusif.
      2. Sosialisasi ke masyarakat mengenai ASI eksklusif
    2. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dengan nilai 80 %. Untuk program ISPA masih 0 %, ABJ 60 %

      Permasalahan ISPA :

      1. Petugas dan masyarakat kurang mengerti pneumonia
      2. Kebanyakan pneumonia ditemukan di RS, karena biasanya sudah dalam kondisi buruk, tidak dibawa lewat puskesmas
      3. Pendanaan program ISPA tidak ada

      Pemecahan ISPA :

      1. Perlunya sosialisasi pneumonia pada petugas dan masyarakat.
      2. Dibuat protap diagnosis Pneumonia
      3. Adanya jejaring surveilans pneumonia tingkat kabupaten
      4. Membuat perencanaan kegiatan melalui dana yang ada di puskesmas maupun di masyarakat. Contoh : Jamkesmas, Jamkesos, PNPM, Alokasi Dana Desa

      Permasalahan ABJ :

      1. Gerakan PSN hanya terlaksana situasional bila ada kasus
      2. Perilaku masyarakat yang masih kurang tentang PSN

      Pemecahan ABJ :

      1. Menggalakkan kembali gerakan PSN
      2. Sosialisasi PSN di masyarakat secara rutin
    3. Kesehatan Jiwa dengan nilai 40 %

      Permasalahan :

      1. Pemahaman masyarakat tentang gangguan jiwa masih kurang
      2. Tidak semua petugas kesehatan mengetahui tentang gangguan jiwa
      3. Pendanaan untuk Kesehatan Jiwa masih kurang.

      Pemecahan :

      1. Sosialisasikan ke petugas dan pemegang program terkait untuk lebih giat melakukan penyuluhan tentang gangguan jiwa ke masyarakat.
      2. Petugas lebih meningkatkan kinerja dalam hal perencanaan, pelaksanaan , dan evaluasi.
      3. Petugas melakukan kunjungan rumah dan memotivasi masyarakat agar segera memeriksakan keluarganya bila ada yang menderita gangguan jiwa

Untuk kinerja manajemen puskesmas, yang masih sedang adalah manajemen alat dan obat. Berdasarkan sub variabel, disebabkan inventarisasi barang di ruangan belum ada, updating barang masih kurang.

Permasalahan :

  1. Kurangnya motivasi dari petugas inventaris barang untuk mendata.
  2. Tenaga rangkap

Pemecahan masalah :

  1. Memonitor tugas pokok dan fungsi dari pengelola barang
  2. Mengusulkan tambahan tenaga administrasi barang

BAB V
PENUTUP

A.Kesimpulan

UPT Puskesmas Playen II telah melaksanakan penilaian kinerja tahun 2010 dengan hasil sebagai berikut :

  1. Kinerja cakupan yankes dgn nilai 85,5 % termasuk kategori kinerja Cukup
  2. Kinerja kegiatan manajemen puskesmas dgn nilai

    8,89 termasuk kategori kinerja Baik

  3. Kinerja mutu yankes dgn nilai 10 Termasuk

kategori kinerja Baik

  1. Dengan melihat gambaran diatas hasil kinerja UPT Puskesmas Playen II tahun 2010 dapat dikategorikan perjenis kegiatan sebagai berikut :
    1. Kategori Kinerja Baik

– Upaya Kesehatan Lingkungan

– Upaya Kesehatan Ibu & Anak Termasuk KB

– Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat

– Upaya Pengobatan

– Upaya Kesehatan Mata / Pencegahan Kebutaan

– Perawatan Kesehatan Masyarakat

  1. Kategori Kinerja Cukup

– Upaya Kesehatan Usia Lanjut

– Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi

  1. Kategori Kinerja Kurang

– Promosi Kesehatan

– Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

– Kesehatan Jiwa

5. Untuk kinerja manajemen puskesmas yang termasuk kinerja sedang adalah manajemen alat dan obat.

B.Saran dan Usul

  • Monitoring dan evaluasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten lebih diaktifkan.
    • Meningkatkan kerjasama lintas program dan lintas sektor serta

berbagai upaya untuk lebih meningkatkan partisifasi masyarakat

  • Diharapkan untuk tahun – tahun ke depan, masing – masing program dapat meningkatkan hasil kinerjanya, terutama untuk program – program yang hasil pencapaian kegiatannya masih di bawah target sasaran.
  • Untuk lebih meningkatkan kualiatas pelayanan dan mengantisipasi segala dampak pembangunan perlu dibuat upaya baru dalam menanggulangi dan menghadapi masalah – masalah yang timbul.
  • Sumber daya kesehatan perlu terus ditingkatkan baik kualitas maupun

Profil 2010

BAB I PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG PENYUSUNAN PROFIL UPT PUSKESMAS PLAYEN II TAHUN 2010

Profil UPT Puskesmas Playen II adalah gambaran situasi kesehatan di UPT Puskesmas Playen II yang diterbitkan setiap tahun sekali, Dalam Profil ini memuat berbagai data tentang kesehatan, yang meliputi data derajat kesehatan, upaya kesehatan dan sumber daya kesehatan. Profil kesehatan juga menyajikan data pendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan seperti data kependudukan, data sosial ekonomi, data lingkungan dan data lainnya. Data dianalisis dengan analisis sederhana dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik.

Penerbitan profil UPT Puskesmas Playen II tahun 2010 ini adalah agar diperoleh gambaran keadaan kesehatan di UPT Puskesmas Playen II khususnya tahun 2009 dalam bentuk narasi, tabel, dan gambar.

Profil UPT Puskesmas Playen II tahun 2010 diharapkan dapat memberikan data yang akurat, untuk mengambil keputusan berdasarkan fakta. Selain itu profil ini dapat digunakan sebagai penyedia data dan informasi dalam rangka evaluasi perencanaan, pencapaian Program kegiatan di UPT Puskesmas Playen II tahun 2009 dengan mengacu kepada Visi Indonesia Sehat 2010 .

2.TUJUAN PENYUSUNAN PROFIL

2.1. Tujuan Umum

Tujuan dari penyusunan Profil UPT Puskesmas Playen II ini adalah untuk memperoleh dan menghadirkan informasi kesehatan serta faktor-faktor kesehatan lainnya yang dapat dijadikan sebagai bahan penilaian tercapai atau tidaknya target kegiatan, yang kelak dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan untuk menentukan langkah-langkah perencanaan selanjutnya

2.2. Tujuan Khusus

Diperolehnya data/informasi kesehatan di tingkat UPT Puskesmas Playen II, yang menyangkut data-data sebagai berikut : 1. data/informasi derajat kesehatan masyarakat 2. data/informasi perilaku masyarakat di bidang kesehatan 3. data/informasi kesehatan lingkungan 4. data/informasi yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan

3. MANFAAT

Manfaat yang diharapkan dari penyusunan profil ini adalah sebagai suatu alat yang dapat digunakan untuk mengevaluasi program-program yang telah dilaksanakan, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam penyusunan langkah-langkah selanjutnya khususnya pembangunan di bidang kesehatan.Juga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten.

4. SISTEMATIKA PENYAJIAN

Untuk memudahkan dalam hal pemahaman terhadap profil ini, maka di sini dikemukakan gambaran singkat secara keseluruhan tentang isi dari profil, adapun isi profil masing-masing bab adalah sebagai berikut ini :

Bab I – PENDAHULUAN

Bab ini menyajikan secara singkat tentang latar belakang, tujuan, manfaat serta sistematika penyajian.

Bab II – GAMBARAN UMUM

Bab ini menyajikan gambaran umum UPT Puskesmas Playen II yang meliputi keadaan geografi, keadaan penduduk, tingkat pendidikan keadaan ekonomi

Bab III – PEMBANGUNAN KESEHATAN DI UPT PUSKESMAS PLAYEN II

Bab ini menguraikan secara ringkas Visi dan Misi serta Strategi UPT Puskesamas Playen II. Selain itu juga diuraikan Program-program Kegiatan UPT Puskesmas Playen II yang dilaksanakan dalam tahun 2009.

Bab IV – PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN DI UPT PUSKESMAS PLAYEN II

Bab ini berisi penyajian tentang hasil-hasil yang dicapai oleh UPT Puskesmas Playen II yang meliputi derajat kesehatan, perilaku masyarakat, kesehatan lingkungan dan pelayanan kesehatan uraian hasil pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lain yang diselenggarakan oleh UPT Puskesmas Playen II.

Bab V. KESIMPULAN

Bab ini menyajikan hal-hal penting yang perlu disimak dari profil UPT Puskesmas Playen II di tahun 2010. Selain keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka upaya mencapai Indikator Indonesia Sehat 2010.

LAMPIRAN

Lampiran berisi seluruh tabel induk yang digunakan dalam penyusunan Profil UPT Puskesmas Playen II

BAB II

GAMBARAN UMUM UPT PUSKESMAS PLAYEN II

  1. KEADAAN GEOGRAFIS

UPT Puskesmas Playen II merupakan salah satu puskesmas yang ada di wilayah Kecamatan Playen, terletak di sebelah Barat Kota Kecamatan Playen kurang lebih berjarak 3,5 km tepatnya berada di Padukuhan Sawahan I, Desa Bleberan. Jumlah wilayah kerjanya meliputi 6 desa, 50 dusun, namun hanya 2 desa yang paling strategis mengakses ke UPT Puskesmas Playen II yaitu Desa Bleberan dan Dengok, sedangkan 4 wilayah desa lainnya yaitu Plembutan, Banyusoca, Ngleri dan Getas selain ke Pustu terdekat (4 pustu) secara geografis lebih mudah mendapatkan pelayanan ke luar wilayah, baik di Puskesmas Playen I, Paliyan, Patuk I, Wonosari II maupun RSUD Wonosari, dengan batasannya :

Gambar.1. Peta wilayah Kerja UPT Puskesmas Playen II



  • Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Patuk
  • Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bantul
  • Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Panggang dan Paliyan
  • Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Wonosari dan Wilayah kerja UPT Puskesmas Playen I

Gambar. 2. Luas Wilayah Desa (km2) yang ada di UPT Puskesmas Playen II Tahun 2009

gambar 1

Sumber data : Kecamatan Playen Dalam Angka 2008

Diagram di atas memperlihatkan bahwa wilayah terluas adalah Desa Banyusoca, lalu Desa Bleberan, Ngleri, Getas, Plembutan dan terakhir Desa Dengok. Dengan total wilayah seluas 63,83 km2

  1. KEADAAN PENDUDUK
  2. Kepadatan Penduduk

    Jumlah penduduk yang besar merupakan modal pembangunan, dan juga merupakan beban dalam pebangunan, karenanya pembangunan diarahkan kepada peningkatan kualitas sumber daya manusia.

    Gambar.3. Jumlah Penduduk Menurut Desa di UPT Puskesmas Playen II Tahun 2009


    Sumber Data : Profil Kecamatan Playen tahun 2009

    Diagram di atas memperlihatkan jumlah penduduk terbanyak adalah di desa Banyusoca (5711 jiwa), paling sedikit Desa Dengok (1307 jiwa)

    Gambar.4. Kepadatan Penduduk Di UPT Puskesmas Playen II Tahun 2009


    Sumber Data : Profil Kecamatan Playen 2009

    Gambar di atas memperlihatkan Desa Plembutan merupakan Desa yang terpadat penduduknya( 802 jiwa), dan Desa Terjarang adalah Ngleri. Wilayah UPT Puskesmas Playen II dengan total Penduduk 21002 jiwa, 6695 KK, kepadatan rata-rata 329 jiwa/km2, rata-rata 3 jiwa /KK

  3. Keadaan Ekonomi

    Gambar. 5. Mata Pencaharian Masyarakat di Wilayah UPT Puskesmas Playen II Tahun 2009



Sumber data : Kecamatan Playen dalam Angka 2008

Dari Diagram di atas terlihat bahwa mata pencaharian sebagian besar masyarakat di wilayah UPT Puskesmas Playen II adalah pertanian 5843 orang, pertambangan 146 orang, industry 85 orang dan bangunan 6 orang.

  1. Sex Ratio

    Sex ratio adalah suatu angka yang menunjukkan perbandingan jenis kelamin. Ratio ini merupakan perbandingan antara banyaknya penduduk laki-laki dan perempuan di suatu daerah tertentu.

    Dari gambar 6 di bawah ini terlihat bahwa perempuan lebih banyak daripada laki-laki. Untuk Desa Banyusoco sex ratio 92,6, Bleberan 91,3, Dengok 91,4, Getas 85,3, Ngleri 105,2, Plembutan 91,8. Untuk Desa Ngleri jumlah laki-laki lebih banyak daripada perempuan.

  2. Dependency Ratio
  3. Pendidikan

BAB III

PEMBANGUNAN KESEHATAN DI UPT PUSKESMAS PLAYEN II

1.VISI, MISI DAN STRATEGI UPT PUSKESMAS PLAYEN II

1.1. Visi : sebagai promotor untuk mewujudkan masyarakat sehat 2010 di wilayah kerja Puskesmas Playen II

1.2.Misi :

  1. Menyelenggarakan pelayanan kuratif dan rehabilitatif yang komprehensif berdasar standar kualitas
  2. menyelenggarakan upaya promotif dan preventif untuk memperkokoh derajad kesehatan masyarakat
  3. Menyelenggarakan upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan sebagai pilar tercapainya kemandirian masyarakat di bidang kesehatan

1.3.Strategi

  1. Meningkatkan pelayanan kesehatan (kuratif dan rehabilitatif) di Puskesmas induk
  2. Meningkatkan pelayanan promotif dan preventif dalam bentuk klinik sehat
  3. Meningkatkan pelayanan kesehatan (kuratif dan rehabilitatif) di Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling.
  4. Memperkuat jaringan komunikasi dan koordinasi dengan stake holder
  5. Memperkuat jaringan peran serta masyarakat di bidang kesehatan

2. BENTUK KEGIATAN

  • Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan (kuratif dan rehabilitatif) di Puskesmas induk
    • Mengoptimalkan bentuk pelayanan kesehatan sesuai dengan fasilitas dan kemampuan yang tersedia
  1. Pelayanan registrasi
  2. Pelayanan BP
  3. Pelayanan KIA KB
  4. Pelayanan gigi
  5. Pelayanan imunisasi
  6. Pelayanan laboratorium
  7. Pelayanan farmasi
  8. Pelayanan klinik sehat
  • Mengoptimalkan pelayanan UGD (setelah pukul 12.00 hingga 13.30)
  • Mengoptimalkan peran SDM sesuai dengan tupoksi pelayanan yang ada
  • Melengkapi fasilitas penunjang pelayanan medis secara bertahap
  • Mengoptimalkan pelayanan : secara tepat waktu, standar mutu, efisien dan dengan keramah tamahan
  • Mengoptimalkan pelayanan rujukan terutama rujukan horisontal (antar lini pelayanan di puskesmas) dalam rangka mendorong optimaliasi pelayanan klinik sehat, dengan tetap mengoptimalkan pelayanan rujukan vertikal.
  • Mengoptimalkan koordinasi pada semua lini pelayanan puskesmas.
  • Meningkatkan pelayanan promotif dan preventif dalam bentuk klinik sehat
    • Mengoptimalkan petugas jaga layanan klinik sehat meliputi :
  1. Konsultasi gizi
  2. Konsultasi sanitasi
  3. Konsultasi PHBS
  4. Konsultasi medis
  5. Konsultasi gigi
  6. Konsultasi KIA dan KB dll.
  • Mengupayakan dan mengoptimalkan rujukan kasus dari klinik BP, KIA/KB dan Gigi ke klinik Sehat.
  • Melengkapi fasilitas penunjang pelayanan di klinik sanitasi.
  • Meningkatkan pelayanan kesehatan (kuratif dan rehabilitatif) di Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling.
    • Mengoptimalkan bentuk pelayanan kesehatan sesuai dengan fasilitas dan kemampuan yang tersedia di Pustu
      • Pelayanan registrasi
      • Pelayanan BP
      • Pelayanan KIA KB
      • Pelayanan gigi
    • Mengoptimalkan peranan SDM sesuai dengan tupoksi pelayanan yang ada
    • Mengoptimalkan pelayanan di Pustu secara tepat waktu, peningkatan mutu, efisien dan dengan keramah tamahan
    • Mengoptimalkan pelayanan Puskesmas keliling terutama pada dusun yang kesulitan mengakses pelayanan kesehatan ke Puskesmas induk/Pustu
  • Memperkuat jaringan komunikasi dan koordinasi dengan stake holder
    • Mengoptimalkan koordinasi lintas sektoral tingkat kecamatan , secara aktif maupun pasif
    • Membangun komunikasi dengan aparat dan lembaga tingkat desa dalam rangka memperoleh dukungan untuk implementasi program kesehatan di tingkat desa.
    • Membangun dan meningkatkan tingkat kepercayaan pelayanan puskesmas pada masyarakat melalui tokoh masyarakat
  • Memperkuat jaringan peran serta masyarakat di bidang kesehatan
    • Membangun komunikasi dan koordinasi dengan kader sebagai jaringan program dan layanan kesehatan pada masyarakat.
    • Mengoptimalkan pembinaan petugas puskesmas ke posyandu
    • Mengoptimalkan peran petugas pembina wilayah desa
    • Mengoptimalkan kerja sama lintas program dalam memberdayakan masyarakat
    • Mengoptimalkan jaringan komunikasi dan koordinasi serta pelayanan kesehatan pada institusi pendidikan dan pondok pesantren

BAB IV

PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN

DI UPT PUSKESMAS PLAYEN II TAHUN 2009

  1. DERAJAT KESEHATAN

Gambaran tentang derajat kesehatan meliputi indikator Mortalitas, Morbiditas dan status gizi. Mortalitas dilihat dari Angka Kematian Bayi (AKB) per 1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Balita per 1000 kelahiran hidup. Morbiditas dilihat dari indikator angka kesakitan Malaria per 1000 penduduk, angka kesembuhan TB Paru per 1000 penduduk, Angka Akut Flacid Paralysis (AFP) dan angka kesakitan Demam Berdarah dengue (DBD) per 100000 penduduk. Sedangkan status Gizi dilihat dari indikator Persentase Balita dengan Status Gizi di bawah Garis Merah pada KMS, Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR).

  1. Angka Kematian (Mortalitas)

Angka kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu dapat memberi gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat atau dapat digunakan sebagai indikator penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya.

Pada tahun 2009 terdapat 2 kasus kematian bayi, tidak terdapat kematian ibu hamil, dan tidak terdapat kematian Balita.

Gambar.11. Jumlah Kasus Kematian Bayi, Lahir Mati Dan Kematian Ibu Di Wilayah UPT Puskesmas Playen II Tahun 2006 s.d 2009



Sumber : Data SIMPUS UPT Puskesmas Playen II tahun 2009

Dari gambaran di atas terdapat penurunan kasus bayi mati yang disebabkan oleh Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR),

1.1.1.Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate)

Angka kematian bayi merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk mengukur keberhasilan program kesehatan ibu dan anak, sebab angka kematian bayi berkaitan erat dengan tingkat kesehatan ibu dan anak. Adapun angka target AKB tahun 2010 adalah 40 per seribu kelahiran hidup.Angka Kematian Bayi per 1000 kelahiran hidup di wilayah UPT Puskesmas Playen II sangat bervariasi.Pada tahun 2006 terdapat 1 kasus kematian bayi dari 309 kelahiran hidup, tahun 2007 terdapat 5 kasus kematian bayi dari 268 kelahiran hidup, pada tahun 2008 terdapat 3 kasus kematian bayi dari 284 kelahiran hidup, dan pada tahun 2009 terdapat 2 kasus kematian bayi dari 289 kelahiran hidup. Bila dituangkan ke dalam rumus maka AKB tahun 2006 adalah 3,24 ; tahun 2007 18,66, tahun 2008 10,56, dan tahun 2009 6,92. Ada kecenderungan penurunan kasus. Tetapi ini pun sudah mencapai target 2010.

Gambar.12. Angka Kematian Bayi Di Wilayah UPT Puskesmas Playen II Tahun 2006 s.d 2009



Sumber : Data SIMPUS UPT Puskesmas Playen II tahun 2009

1.1.2. Angka Kematian Balita

Angka Kematian Balita adalah jumlah kematian anak umur<5 tahun per 1000 kelahiran hidup. Angka Kematian Balita menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, penyakit infeksi dan kecelakaan.

Adapun target Angka Kematian Balita pada tahun 2010 adalah 58 per 1000 kelahiran hidup. Sementara berdasarkan data, dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009 ini tidak terdapat kematian Balita di wilayah UPT Puskesmas Playen II.

1.1.3. Angka Kematian IBu (AKI)

Angka Kematian Ibu adalah jumlah kematian ibu pada masa kehamilan, melahirkan dan nifas per 100000 kelahiran hidup. Untuk Wilayah UPT Puskesmas Playen II, tahun 2006 dan 2007 tidak terdapat kasus kematian ibu, tetapi pada tahun 2008 terdapat 1 kasus kematian ibu karena eklampsia dari 284 kelahiran hidup (352 per 100000 kelahiran hidup), dan pada tahun 2009 tidak terdapat kasus kematian ibu.

  1. Angka Kesakitan (Morbiditas)

Angka Kesakitan penduduk di dapat dari data SIMPUS, SP2TP (Sistem Pencatatan dan Pelaporan Puskesmas). Indikator yang digunakan adalah Incidence Rate (IR) dan Prevalence Rate (PR)

Gambaran Pola penyakit terbesar di UPT Puskesmas Playen II Tahun 2009 menunjukkan bahwa ISPA masih mendominasi. Berikut ini adalah tabel 10 besar penyakit di UPT Puskesmas Playen II tahun 2009.

Tabel.1. Sepuluh Besar Penyakit Di UPT Puskesmas Playen II Tahun 2009

No. ICD X Diagnosa Jumlah Kasus
1 J06 Infeksi akut lain pada saluran pernapasan bagian atas

4978

2 M25 Gangguan sendi

985

3 M62 Penyakit lain pada jaringan otot dan jaringan pengikat

901

4 K29 Gastritis

825

5 R51 pusing

790

6 A09 diare

769

7 K30 Dyspepsia

651

8
J45 asma

582

9 R50 Demam yang tidak diketahui sebabnya

559

10 R05 batuk

475

Sumber : Data SIMPUS UPT Puskesmas Playen II Tahun 2009

1.2.1.Malaria

Tidak ditemukan adanya kasus malaria di wilayah UPT Puskesmas Playen II. Wilayah UPT Puskesmas Playen II bukan termasuk daerah endemis malaria.

1.2.2. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Playen II pada tahun 2009 sebesar 3 kasus dari 21002 jiwa (14,28 per 100000 penduduk), tahun 2008 sebesar 7 kasus dari 25410 jiwa (27,55 per 100000 penduduk), tahun 2007 terdapat 12 kasus dari 27790 jiwa (43,18 per 100000 penduduk). Sedangkan tahun 2006 terdapat 3 kasus dari 25008 jiwa (12 per 100000 penduduk). Angka ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya 7 kasus. Perlunya menggerakkan kegiatan PSN dan penyuluhan, ditambah jumlah rumah yang bebas jentik hanya 84 %.

Gambar.13. Angka Kesakitan DBD Di Wilayah UPT Puskesmas Playen II Tahun 2006 s.d 2009



Sumber : Data SIMPUS UPT Puskesmas Playen II tahun 2009

1.2.3. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru Positif

Jumlah kasus TB Paru yang positif pada tahun 2009 terdapat 1 kasus, tahun 2008 sebanyak 3 kasus Angka kesembuhan ini mencapai 100 % (standar SPM untuk tahun 2010 sebesar 85%).

Gambar.14. Jumlah Penderita TBC Di Wilayah UPT Puskesmas Playen II Tahun 2006 s.d 2009



Sumber : Data SIMPUS UPT Puskesmas Playen II tahun 2009

1.2.4.Angka Kesakitan Diare

Kasus Penyakit Diare sebesar 537 kasus dengan191 kasus pada balita. Dari gambar di bawah dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan kasus diare pada bulan Maret, dan bulan Oktober.

Gambar. 15. Kasus Diare di Wilayah UPT Puskesmas Playen II Tahun 2009



Sumber : Data SIMPUS UPT Puskesmas Playen II tahun 2009

1.2.5. Acute Flaccid Paralysis (AFP)

Hasil survailans terhadap kasus AFP , tidak ditemukan adanya kasus.

1.2.6. Kasus HIV

Tidak ditemukan adanya kasus HIV

1.3.Status Gizi.

Berbagai usaha dalam mengatasi masalah gizi telah dilakukan melalui program Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK), Pemberian Makanan Tambahan (PMT), Pemberian Kapsul vit. A, Pemberian tablet Fe. Sebagai Indikator terhadap status gizi bayi dipergunakan Angka Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), Balita di Bawah Garis Merah (BGM)

1.3.1.Bayi dengan BBLR

Terdapat 4 kasus bayi BBLR, tetapi semua sudah dirujuk ke sarana yang lebih lengkap dari 292 bayi yang dilahirkan (1,37%). Desa yang terbanyak kasus BBLRnya adalah Ngleri 9,09%, Bleberan 1,59 % dan empat desa lainnya tidak ada kasus. Dibandingkan tahun 2008, terjadi penurunan kasus. Pada tahun 2008 terdapat 8 kasus (2,7 %) di Getas 7,4 %, Dengok (4,2%), Plembutan (2 %), dan Banyusoca (1,6 %)

Gambar.16. Kasus BBLR di Wilayah UPT Puskesmas Playen II Tahun 2009



Sumber : Data SIMPUS UPT Puskesmas Playen II tahun 2009

1.3.2. Balita di Bawah Garis Merah (BGM)

Pada tahun 2009 terdapat 45 balita BGM dari 1618 balita (2,78%), tahun 2008 terdapat 45 balita BGM dari 1576 balita (4,01%), tahun 2007 terdapat 40 balita BGM dari 1463 balita (3,31%), tahun 2006 terdapat 52 balita BGM dari 1396 balita (3,72%)..Jumlah Balita gizi buruk (BB/U) tahun 2009 8 dari 1618 balita (0,49 %), tahun 2008 adalah 8 dari 1475 balita (0,54%), 1,74 % tahun 2007. Balita gizi kurang 4,61 % (2009),17,15% (2008), 21,85%(2007). Balita gizi baik 85,4%(2009), 76%(2008), 82,1%(2007). Balita gizi lebih 9,98 % (2009), 0,34 % (2008), 0,36%(2007). Terlihat ada peningkatan pencapaian program gizi 2009 dibanding tahun 2008.

Gambar.17. Presentase Balita BGM, gizi kurang, gizi baik, gizi lebih dan gizi buruk di Wilayah UPT Puskesmas Playen II Tahun 2006 s.d 2009



Sumber : Data SIMPUS UPT Puskesmas Playen II tahun 2009

1.3.3. Cakupan Ditribusi Vitamin A

Penanggulangan masalah kekurangan vitamin A dengan pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada anak balita dan ibu nifas merupakan program yang masih terus dilaksanakan, melalui posyandu dan puskesmas. Cakupan pemberian vitamin A pada balita tahun 2009 100 %.

1.3.4.Presentase Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Besi (Fe)

Upaya penanggulangan kasus anemia gizi dengan pemberian tablet dan sirup besi diprioritaskan pada kelompok rawan gizi yaitu ibu hamil dan balita. Pada tahun 2009 Fe3 95,7 %, Fe1 109,6 %.

Tabel.2. Distribusi Fe 1 dan Fe 3 di Wilayah UPT Puskesmas Playen II Tahun 2006 s.d 2009

No. Tahun Jumlah bumil Fe 1 % Fe 1 Fe 3 % Fe 3
1 2006 405 280 69.14 282 69.63
2 2007 363 289 79.61 257 70.80
3 2008 359 245 68.25 257 71.59
4 2009 303 332 109,6 290 95,7

Sumber : Data SIMPUS UPT Puskesmas Playen II tahun 2009

Gambar.18. Distribusi Fe 1 dan Fe 3 di Wilayah UPT Puskesmas Playen II Tahun 2006 s.d 2009



Sumber : Data SIMPUS UPT Puskesmas Playen II tahun 2009

  1. KESEHATAN LINGKUNGAN

    Untuk menggambarkan keadaan lingkungan akan disajikan indikator-indikator presentasi rumah sehat dan tempat-tempat umum

    1. Rumah Sehat

    Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban sehat, sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang sesuai dan lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah. Pada tahun 2006 terdapat rumah sehat 28.08 %, 2007 29.46 %, 2008 28.08 %, dan tahun 2009 63,53 %.

    1. Tempat-tempat Umum sehat

    Tempat-tempat umum (TTU) merupakan sarana yang dikunjungi oleh banyak orang, dan dikhawatirkan dapat menjadi tempat penyebaran penyakit. TTU yang sehat adalah tempat umum yang memnuhi syarat kesehatan yaitu memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana oembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai yang sesuai dan pencahayaan yang baik. Dari beberapa TTU yang diperiksa masih terdapat beberapa TTU yang masih belum sehat yaitu dari 4 RM hanya 1 yang sehat, TUPM 50 % sehat.

  2. PERILAKU MASYARAKAT

    Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan, akan disajikan indikator Posyandu, presentase rumah tangga berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), presentase penduduk yang terlindungi Jaminan Kesehatan.

    3.1.Posyandu

    Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) yang paling dikenal yaitu Posyandu. Posyandu menyelenggarakan beberapa kegiatan. Posyandu dikelompokkan menjadi 4 tingkat perkembangan yaitu pratama, madya, purnama dan mandiri.

    Dari 50 posyandu yang ada di wilayah UPT Puskesmas Playen II, 0 Pratama (0 %), 21 Madya (42%), 28 Purnama(56%), 1 Mandiri (2%)

    3.2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

    Tingkat kesehatan rumah dan lingkungan antara lain tercermin dari banyaknya rumah tangga yang telah melaksanakan paling sedikit 7 dari 10 indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Secara keseluruhan jumlah Rumah Tangga 5982 diperiksa. Berdasarkan hasil pemeriksaan dari rumah yang diperiksa telah dapat diketahui bahwa rumah yang sehat adalah sebesar 65,53% . Kemudian yang menjadi masalahah pokok adalah kebiasaan merokok.

    3.3. Penduduk yang Terlindungi Jaminan Kesehatan

    Masyarakat terlindungi oleh Jaminan Kesehatan Masyarakat (JAMKESMAS), Jaminan Kesehatan Sosial (JAMKESOS), ASKES PNS dan juga Program Keluarga Harapan.

    1. AKSES DAN MUTU PELAYANAN KESEHATAN

    Jumlah penduduk yang memanfaatkan UPT Puskesmas Playen II sebesar 23165 orang, 24388 orang (2008), 16977 orang (2007). .Jumlah pengunjung pasien gangguan jiwa di Puskemas pada tahun 2009 adalah 136 orang Terdapat 4 pustu, 6 poskesdes, 1 BP, 4 BPS.

    Gambar. 19.Kunjungan Pasien di UPT Puskesmas Playen II Tahun 2009



    Sumber : Data SIMPUS UPT Puskesmas Playen II

  1. PELAYANAN KESEHATAN

    5.1.Pelayanan Antenatal

    Pelayanan antenatal mencakup pemberian pelayanan terhadap ibu hamil saat kunjungan pertama (K1) dan kunjungan ulangan yang ke empat kali (K4). Cakupan K1 menggambarkan tingkat keaktifan petugas pelayanan kesehatan tahun 2009 327 kunjungan (103,55%) , K4 297 kunjungan(105,32%) dari 282 bumil yang ada Tahun 2008 284 kunjungan (79,11%), K4 279 kunjungan (77.12%) dari 359 bumil yang ada. Telah mencapai target.

    5.2. Pertolongan Persalinan

    Proporsi persalinan yang ditangani oleh tenaga kesehatan merupakan salah satu upaya untuk penurunan angka kematian ibu dan bayi. Target persalinan oleh nakes tahun 2009 mengacu pada SPM adalah 80% . Persalinan oleh tenaga kesehatan berdasarkan data tahun 2009 sebesar 98,97% sehingga sudah mencapai target, tetapi bila dibandingkan dengan tahun 2006 93,87%, 2007 98,14 %, 2008 97,59 % terjadi peningkatan.

    Tabel. 3.Presentase Linakes Wilayah UPT Puskesmas Playen II Tahun 2009

    JUMLAH PERTOLONGAN PERSALINAN
    NO DESA PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN
    JUMLAH %
    1 3 4 5 6
    1 Banyusoca 57 56 98,25%
    2 Bleberan 63 61 96,83%
    3 Dengok 30 30 100,00%
    4 Getas 60 60 100,00%
    5 Ngleri 33 33 100,00%
    6 Plembutan 49 49 100,00%
    JUMLAH 292 289 98,97%

    Sumber : Data SIMPUS UPT Puskesmas Playen II tahun 2009

    5.3. Cakupan Pemeriksaan Neonatal (KN)

    Cakupan pemeriksaan neonatal adalah persentase neonatal yang mendapatkan pelayanan kesehatan minimal 2 kali yang digunakan untuk melihat jangkauan dan kualitas pelayanan terhadap bayi umur kurang dari 1 bulan.

    Cakupan pemeriksaan neonatal dengan indikator kunjungan neonates pertama (KN 1) dengan sasaran bayi umur 0-7 hari dan KN 2 dengan sasaran bayi umur 8-28 hari. Ini ditujukan untuk melihat jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan neonatal. Cakupan KN tahun 2009 284 bayi dari 289 bayi (98,27 %)dan 2008 adalah 266 bayi dari 294 bayi (90.48%). Terdapat peningkatan.

    5.4.Imunisasi

    Imunisasi merupakan upaya perlindungan yang diberikan kepada kelompok beresiko tinggi terhadap serangan penyakit khususnya dalam rangka menurunkan angka kesakitan bayi dan ibu serta menjaga penularannnya, yang pada akhirnya menurunkan angka kematian bayi dan ibu. Cakupan pelayanan imunisasi dapat diukur dengan presentase desa yang telah UCI dengan indikator seluruh bayi yang ada 90 % mendapatkan imunisasi lengkap. Semua Desa telah UCI.

    5.4.1.Cakupan Imunisasi Bumil (TT1 dan TT2)

    Cakupan pemberian imunisasi TT1 pada bumil tahun 2009 68,3 %, 2008 70.47%, 2007 76.86%, 2006 49.88%. Terjadi penurunan dibanding tahun sebelumnya. Cakupan pemberian imunisasi TT2 pada bumil tahun 2009 69 %, 2008 68.25%, 2007 71.35% dan 2006 43.95 %. Terjadi peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.

    Gambar.20. Cakupan Imunisasi TT1 dan TT2 di Wilayah UPT Puskesmas Playen II Tahun 2006 s.d 2009



    Sumber : Data SIMPUS UPT Puskesmas Playen II tahun 2009

    5.5.Bayi dengan ASI Eksklusif

    Air Susu Ibu (ASI) adalah ASIyang diberikan kepada bayi secara terus menerus selama 6 bulan. Untuk Wilayah UPT Puskesmas Playen II didapatkan data ada 19,58 %yang diberi ASI Eksklusif, menurun dibanding tahun 2008 (44%).

    Tabel.4. Bayi yang Mendapatkan ASI Eksklusif wilayah UPT Puskesmas Playen II Tahun 2009

    NO DESA JUMLAH BAYI (0-11 bulan) jumlah bayi 0-6 bulan JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF
    JUMLAH %
    1 2 4 5 6 7
    1 Banyusoca

    56

    31

    5

    16,13%

    2 Bleberan

    61

    28

    6

    21,43%

    3 Dengok

    30

    27

    6

    22,22%

    4 Getas

    60

    13

    2

    15,38%

    5 Ngleri

    33

    15

    3

    20,00%

    6 Plembutan

    51

    29

    6

    20,69%

    JUMLAH

    291

    143

    28

    19,58%

    Sumber : Data SIMPUS UPT Puskesmas Playen II tahun 2009

    1. SUMBER DAYA KESEHATAN

    Indikator sumberdaya kesehatan terdiri atas rasio dokter, dokter spesialis, dokter keluarga, dokter gigi, apoteker, perawat ahli, ahli sanitasi, dan ahli kesehatan masyarakat per 100000 penduduk. Kecukupan tenaga kesehatan merupakan hal yang perlu menjadi perhatian

    Tabel.5. Ratio Tenaga Kesehatan di UPT Puskesmas Playen II Tahun 2009

    No.

    Indikator

    Pembilang

    Penyebut

    Ratio

    Target 2010

    1

    Ratio dokter per 100000 penduduk

    2

    21002

    9,52

    40

    2

    Ratio dokter gigi per 100000 penduduk

    1

    21002

    4,76

    3

    Rasio bidan per 100000 penduduk

    8

    21002

    38,09

    100

    4

    Rasio perawat per 100000 penduduk

    4

    21002

    19,05

    117

    5

    Rasio ahli gizi per 100000 penduduk

    1

    21002

    4,76

    6

    Rasio ahli sanitasi per 100000 penduduk

    1

    21002

    4,76

    Sumber : Data SIMPUS UPT Puskesmas Playen II

    Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa kecukupan tenaga kesehatan di UPT Puskesmas Playen II masih belum memenuhi syarat/standar.Tetapi apabila dilihat berdasarkan analisa jabatan sudah mencukupi, tetapi untuk tenaga administrasi dan cleaning service masih kurang.

    Total anggaran kesehatan di UPT Puskesmas Playen II tahun 2009 terdiri dari anggaran kesehatan Kabupaten/Kota yang bersumber dari anggaran APBD, APBN, Hanya saja semenjak Kepala Puskesmas menjadi Kuasa Pengguna Anggaran, serapan dana dari APBD menurun, dikarenakan ketrampilan teknis dari tenaga yang ada di puskesmas kurang.

    1. PELAYANAN KELUARGA BERENCANA

    Keberhasilan program KB diukur dengan beberapa indicator, di antaranya proporsi peserta KB baru menurut metode kontrasepsi, presentase cakupan peserta KB aktif terhadap PUS, dan persentase peserta KB baru metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP).

    Tahun 2009 terdapat PUS sebanyak 4566 terdiri dari peserta KB baru 537 (98,9 %) , peserta KB aktif 3483 (76,28 %) ,

    Gambar.21. Peserta KB Aktif Berdasarkan Metode Kontrasepsi Tahun 2009



    Sumber : Data SIMPUS UPT Puskesmas Playen II Tahun 2009

Sosialisasi bansos posyandu

SOSIALISASI BANSOS OPERASIONAL POSYANDU

Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu UKBM (Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat). Dalam pelaksanaannya peran dari kader posyandu sangat penting, juga membutuhkan dana untuk operasionalnya. Bersyukur pemerintah pusat dalam hal ini Departemen Kesehatan (Depkes) memberikan dana operasional posyandu senilai lima puluh ribu rupiah per posyandu, selama 6 bulan di tahun 2009. Dengan harapan dana tersebut dapat dimanfaatkan untuk kegiatan di posyandu.

Bertempat di aula Puskesmas Playen II, Jumat, 5 Februari 2010, dilaksanakan sosialisasi bansos operasional posyandu, dihadiri oleh 50 kader posyandu. Bersamaan dengan ini disampaikan juga rencana kegiatan skrining jiwa di puskesmas Playen II, sekaligus pengobatan jiwa. Pembagian paket gizi kepada 50 posyandu.